Brasil Ancam Bawa Kasus Juliana Marins ke Jalur Hukum, Ini Kata TNGR

Kasus tragis yang menimpa Juliana Marins, seorang wisatawan cvtogel asal Brasil yang tewas saat mendaki Gunung Rinjani, kini menjadi sorotan internasional. Pemerintah Brasil bahkan mengancam akan membawa kasus ini ke jalur hukum internasional jika ditemukan adanya kelalaian dari pihak otoritas Indonesia dalam proses evakuasi maupun pengelolaan kawasan wisata Gunung Rinjani. Sementara itu, Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) pun memberikan tanggapannya secara terbuka.

Kronologi Kejadian

Juliana Marins dilaporkan terjatuh ke dalam jurang sedalam sekitar 600 meter saat melakukan pendakian di jalur Gunung Rinjani. Insiden tersebut terjadi pada tanggal 21 Juni 2025. Proses pencarian dan evakuasi berlangsung dramatis dan memakan waktu hingga lima hari akibat kondisi medan yang sangat terjal dan cuaca yang tidak bersahabat. Tim SAR gabungan yang terdiri dari berbagai unsur harus bekerja ekstra keras demi menemukan dan mengevakuasi jenazah Juliana.

Kepergian Juliana tentu menjadi duka mendalam, bukan hanya bagi keluarga dan negara asalnya, Brasil, tetapi juga bagi masyarakat pencinta alam dan dunia pariwisata Indonesia. Namun, duka tersebut kini berubah menjadi tekanan diplomatik setelah Brasil menyatakan kekecewaannya atas proses penanganan insiden yang dianggap kurang cepat dan profesional.

Respons Keras dari Brasil

Pemerintah Brasil melalui Kantor Pembela Umum Federal (DPU) secara resmi meminta Kepolisian Federal Brasil untuk menyelidiki kasus ini lebih lanjut. DPU menegaskan bahwa mereka tengah mengumpulkan informasi dan bukti yang dapat menunjukkan adanya unsur kelalaian dalam kematian Juliana. Apabila hasil penyelidikan tersebut mendukung adanya indikasi tanggung jawab dari otoritas Indonesia, Brasil membuka kemungkinan membawa kasus ini ke forum hukum internasional.

Beberapa opsi hukum yang dipertimbangkan antara lain membawa perkara ini ke Komisi Antar-Amerika Hak Asasi Manusia (IACHR). Mereka menyebutkan bahwa hak-hak dasar seorang warga negara harus dijamin, termasuk saat melakukan perjalanan ke negara lain. Jika ditemukan bahwa otoritas di negara tujuan lalai dalam memberikan perlindungan keselamatan, maka tuntutan hukum dapat diajukan.

Selain itu, Brasil juga melakukan autopsi ulang terhadap jenazah Juliana setelah dipulangkan ke tanah air. Proses autopsi ini dimaksudkan untuk memastikan penyebab pasti kematian serta mengumpulkan bukti medis yang dapat digunakan dalam proses hukum apabila gugatan benar-benar diajukan.

baca juga: susah-dapat-kerja-para-pengangguran-ini-nemu-profesi-baru-bergaji-rp-15-juta-kisah-inspiratif-di-tengah-keterbatasan

TNGR Buka Suara

Menanggapi perkembangan ini, pihak Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) menyatakan bahwa mereka telah melakukan segala prosedur sesuai dengan standar operasional yang berlaku. Kepala Balai TNGR, Yarman, menegaskan bahwa sejak awal dilaporkan jatuhnya korban, pihaknya langsung mengerahkan tim SAR dan bekerja sama dengan banyak pihak dalam upaya evakuasi.

Menurut Yarman, medan tempat Juliana terjatuh bukanlah jalur biasa pendakian, melainkan area yang sangat curam dan sulit dijangkau. Oleh karena itu, proses evakuasi membutuhkan waktu lama dan harus mengedepankan keselamatan tim penyelamat. Ia menegaskan bahwa tidak ada unsur kesengajaan atau kelalaian dari pihak TNGR dalam penanganan insiden tersebut.

Yarman juga menyampaikan bahwa jika memang ada masukan atau evaluasi dari pihak luar terkait prosedur keselamatan, TNGR sangat terbuka untuk memperbaikinya. Namun, ia berharap proses ini dilihat secara adil dan proporsional dengan mempertimbangkan kondisi lapangan yang dihadapi oleh tim penyelamat.

Evaluasi dan Masa Depan Pendakian di Rinjani

Insiden ini telah menjadi pelajaran berharga bagi pengelolaan kawasan wisata alam, khususnya pendakian gunung. Perlu dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem keamanan, informasi pendakian, dan kesiapan tim SAR di setiap kawasan konservasi yang terbuka untuk umum.

Beberapa pihak menyarankan agar setiap pendaki wajib didampingi oleh pemandu resmi yang terlatih dan memiliki komunikasi yang terus terhubung dengan posko induk. Selain itu, perlu ditingkatkan edukasi kepada wisatawan asing mengenai bahaya yang mungkin mereka hadapi selama mendaki, terutama di jalur-jalur ekstrem.

Dari sisi diplomatik, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri kemungkinan akan segera menjalin komunikasi dengan otoritas Brasil untuk meredakan ketegangan. Pendekatan persuasif serta penyampaian data dan dokumentasi evakuasi secara transparan bisa menjadi langkah awal untuk menjembatani perbedaan pandangan.

Penutup

Kematian Juliana Marins adalah sebuah tragedi yang sangat disayangkan. Namun di balik peristiwa ini, ada kebutuhan mendesak untuk memperbaiki sistem dan prosedur keselamatan bagi para wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Jika tidak ditangani dengan hati-hati, kasus ini bukan hanya bisa mencoreng nama baik sektor pariwisata Indonesia, tetapi juga bisa menimbulkan ketegangan diplomatik yang berkepanjangan.

Kini publik menanti hasil autopsi ulang dari pihak Brasil dan apakah ancaman membawa kasus ini ke jalur hukum internasional benar-benar akan direalisasikan. Sementara itu, pihak TNGR telah menyampaikan komitmennya untuk mengevaluasi dan memperbaiki semua prosedur demi keselamatan bersama.

sumber artikel: www.sinzooargentina.com