Gaza – pttogel Rumah Sakit Indonesia yang berlokasi di utara Jalur Gaza dilaporkan mengalami kewalahan dalam menangani gelombang korban luka akibat serangan militer Israel yang terus meningkat dalam beberapa hari terakhir. Foto-foto dari lapangan menunjukkan kondisi memprihatinkan: lorong rumah sakit penuh sesak, ranjang darurat dipasang di ruang tunggu, dan petugas medis bekerja tanpa henti selama 24 jam.
Ledakan Korban dalam Waktu Singkat
Sejak dimulainya serangan udara intensif oleh pasukan Israel, RS Indonesia menjadi salah satu fasilitas kesehatan utama yang menerima korban luka, terutama dari wilayah utara Gaza yang paling terdampak. Menurut laporan dari jurnalis lokal dan lembaga kemanusiaan, jumlah korban melampaui kapasitas maksimal rumah sakit, yang hanya mampu menampung sekitar 100 pasien rawat inap.
“Kami menerima lebih dari 300 pasien hanya dalam 48 jam. Banyak di antara mereka adalah anak-anak dan perempuan dengan luka serius akibat serangan udara,” ujar Dr. Ahmad, salah satu dokter sukarelawan di RS Indonesia.
Staf Medis dan Fasilitas Terbatas
Kondisi di rumah sakit tersebut sangat memprihatinkan. Selain kekurangan obat-obatan dan alat medis dasar, tenaga medis juga mulai kelelahan. Banyak dokter dan perawat yang tidak pulang selama berhari-hari, tidur bergantian di sudut-sudut ruangan, dan terus berjuang menyelamatkan nyawa.
baca juga: kisruh-double-long-lap-penalty-di-motogp-prancis-2025-kok-bisa
“Kami kehabisan kantong darah, perban, bahkan oksigen. Bantuan belum masuk karena blokade. Kami hanya bisa berdoa,” tambah seorang perawat yang enggan disebutkan namanya.
Foto-Foto yang Menggugah Dunia
Dokumentasi visual dari jurnalis lokal dan relawan kemanusiaan memperlihatkan realitas kelam: anak-anak dengan wajah berlumuran darah, pasien yang dirawat di lantai rumah sakit, dan tangisan keluarga yang kehilangan orang-orang tercinta. Foto-foto ini viral di media sosial dan memicu gelombang simpati serta kemarahan dari komunitas internasional.
Seruan Internasional dan Bantuan Mendesak
Sejumlah lembaga kemanusiaan dan pemerintah negara-negara Muslim, termasuk Indonesia, mendesak penghentian serangan dan akses kemanusiaan yang aman ke Gaza. Presiden Indonesia menyampaikan keprihatinan mendalam dan menyerukan gencatan senjata segera.
Organisasi seperti MER-C yang mengelola RS Indonesia juga memohon bantuan medis, logistik, dan perlindungan internasional agar rumah sakit dapat terus beroperasi di tengah situasi darurat ini.
Penutup: Kemanusiaan Harus Diutamakan
Tragedi kemanusiaan di Gaza, khususnya di RS Indonesia, menjadi cermin nyata dari dampak brutal konflik bersenjata terhadap warga sipil. Rumah sakit seharusnya menjadi zona aman, bukan sasaran atau tempat penderitaan tambahan.
Dengan meningkatnya eskalasi, dunia dituntut untuk tidak tinggal diam. Kemanusiaan harus lebih kuat dari politik, dan suara untuk perdamaian harus lebih nyaring dari suara ledakan.
sumber artikel: www.sinzooargentina.com