Magelang, Indonesia – pttogel Sebuah momen penuh simbolisme dan perbincangan terjadi ketika Presiden Prancis Emmanuel Macron melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia dan menyempatkan diri untuk mengunjungi salah satu warisan dunia UNESCO, Candi Borobudur. Namun bukan sekadar kunjungan biasa, perhatian publik tersita ketika Macron tertangkap kamera menyentuh salah satu stupa utama di puncak candi. Sontak, momen ini mengundang reaksi beragam, mulai dari kekaguman budaya hingga spekulasi tentang mitos kuno yang konon masih hidup dalam narasi masyarakat lokal.
Keindahan dan Sakralitas Borobudur
Candi Borobudur bukan sekadar destinasi wisata biasa. Didirikan pada abad ke-8 oleh Dinasti Syailendra, struktur megah ini adalah mahakarya arsitektur Buddha Mahayana yang memuat lebih dari 2.600 panel relief dan 500 lebih arca Buddha. Di puncak tertingginya, terdapat tiga tingkat stupa besar yang melambangkan kesempurnaan spiritual.
Sebagai tempat suci, Candi Borobudur menyimpan makna filosofis dan mistis yang dalam. Salah satu mitos lokal yang berkembang sejak dulu adalah keyakinan bahwa siapa pun yang berhasil menyentuh stupa di puncak Borobudur sambil memanjatkan harapan atau doa, maka harapannya akan terkabul. Mitos ini secara turun-temurun dipercaya, terutama oleh masyarakat sekitar.
baca juga: cedera-berkepanjangan-jorge-martin-angkat-kaki-dari-aprilia
Sentuhan Macron dan Mitos yang Terbangun
Dalam kunjungan yang berlangsung pada pagi hari dengan pengamanan ketat, Macron didampingi oleh pejabat Indonesia serta pemandu budaya. Di akhir tur, ketika berada di puncak struktur candi, Macron terlihat menyentuh stupa utama sambil memejamkan mata sejenak. Entah sekadar gestur reflektif atau bentuk penghormatan, namun bagi masyarakat yang percaya pada kekuatan mistis candi, momen itu memantik spekulasi besar.
“Apakah Presiden Prancis sedang memohon sesuatu? Atau hanya sekadar menghormati budaya lokal?” demikian komentar yang berseliweran di media sosial, baik dari netizen Indonesia maupun luar negeri.
Tak sedikit pula yang mengaitkan sentuhan tersebut dengan mitos kuno Borobudur. Dalam cerita rakyat setempat, konon pemimpin dunia yang menyentuh stupa utama akan diberi perlindungan spiritual dan kejayaan politik dalam waktu dekat. Ada juga versi lain yang menyebutkan bahwa stupa tersebut adalah “penyimpan rahasia jagat”, dan hanya tokoh tertentu yang ditakdirkan untuk mengakses energinya.
Antara Spiritualitas dan Diplomasi Budaya
Di luar mitos dan spekulasi, kunjungan Macron ke Borobudur sejatinya mencerminkan kekuatan diplomasi budaya. Dalam pernyataannya kepada media, Macron mengungkapkan kekaguman yang mendalam terhadap kekayaan warisan Indonesia, serta pentingnya merawat nilai-nilai spiritual dan sejarah bagi generasi masa depan.
“Candi Borobudur adalah contoh luar biasa dari toleransi, kedamaian, dan spiritualitas Asia Tenggara. Dunia harus belajar dari warisan seperti ini,” ujar Macron dalam konferensi pers singkatnya.
Tak hanya sebagai simbol hubungan bilateral Indonesia-Prancis, momen ini menunjukkan bagaimana budaya dapat menjembatani perbedaan politik, agama, dan geografis. Macron tidak hanya melihat candi sebagai objek wisata, tetapi sebagai lambang peradaban yang mampu menyatukan dunia dalam refleksi spiritual.
Perspektif Arkeolog dan Budayawan
Menyikapi hebohnya isu mitos yang mengemuka, beberapa arkeolog dan budayawan memberikan pandangannya. Prof. Dr. I Nyoman Widya, ahli arkeologi dari Universitas Udayana, menilai bahwa momen Macron menyentuh stupa sebaiknya dimaknai sebagai bentuk penghormatan terhadap simbol spiritual, bukan tindakan politis atau mistis.
“Kita perlu membedakan antara kepercayaan budaya lokal dan interpretasi politik. Yang dilakukan Presiden Macron bisa jadi hanya spontanitas sebagai bentuk penghormatan, bukan karena percaya mitos,” katanya.
Namun di sisi lain, Dr. Sri Hapsari, pakar budaya Jawa, menilai bahwa sentuhan tersebut, meski tak disengaja, tetap memiliki dampak simbolis yang kuat. Dalam budaya Jawa, tindakan menyentuh objek sakral adalah bentuk pengakuan terhadap kekuatan spiritual yang ada.
Kesimpulan: Lebih dari Sekadar Sentuhan
Momen Macron menyentuh stupa Borobudur adalah peristiwa kecil yang bermakna besar. Ia membuka kembali perbincangan tentang kekayaan budaya Indonesia, mitos kuno yang masih hidup, serta bagaimana simbol-simbol masa lalu tetap relevan dalam diplomasi modern.
Apakah keinginan Macron akan terkabul? Itu urusan waktu dan takdir. Tapi yang pasti, ia telah meninggalkan jejak simbolik yang akan dikenang dalam sejarah kunjungannya ke Indonesia. Dan bagi rakyat Indonesia, ini adalah pengingat betapa berharganya warisan budaya yang dimiliki, baik dari segi sejarah, spiritualitas, maupun daya tarik mitologinya.
sumber artikel: www.sinzooargentina.com